Posted by DKT INTERNATIONAL on Tuesday, August 12, 2014
Canberra, - Perdana Menteri (PM) Australia Tony Abbott
angkat bicara mengenai foto mengejutkan tentang seorang putra dari pria
Australia yang memegang kepala manusia di Suriah. Abbott mengatakan,
foto mengerikan itu menunjukkan bagaimana barbarnya kelompok ISIS atau
Daulah Islamiyah.
Dalam wawancara dengan radio ABC, Abbott
mengatakan foto tersebut menunjukkan bahwa ISIS bukan cuma kelompok
teroris. Melainkan ISIS juga pasukan teroris yang menginginkan
terbentuknya negara teroris.
"Dan ini mendatangkan masalah yang
luar biasa... bukan cuma untuk rakyat Timur Tengah namun juga untuk
dunia yang lebih luas," tutur Abbott seperti dilansir
AFP, Senin (11/8/2014).
"Dan kita melihat bukti yang lebih banyak tentang bagaimana barbarnya entitas ini," imbuh pemimpin negeri Kangguru tersebut.
Dalam foto yang dimuat di koran lokal Australia, Senin ini, tampak
seorang anaki berumur 7 tahun memegang kepala korban yang disebutkan
sebagai tentara Suriah.
Foto ini ditampilkan di akun twitter
milik Khaled Sharrouf, warga Australia yang mengklaim dirinya sebagai
anggota ISIS di Timur Tengah. Lalu, ada juga kalimat "Inilah anak saya"
yang menyertai foto tersebut. Anak Sharrouf tersebut selama ini tinggal
dan dibesarkan di Sydney, Australia.
Kalangan komunitas muslim di
Australia mengecam perbuatan tersebut. Menurut Ketua Asosiasi Muslim
Libanon Samier Dandan, pihaknya sangat terganggu dengan foto tersebut
"Kami tidak mau terkait dengan hal ini. Itu jelas-jelas perbuatan orang gila," cetus Dandan.
Menteri
Pertahanan Australia David Johnston pun menyatakan gambar bocah
memegang kepala terpenggal ini merupakan "penggambaran keliru tentang
Islam".
Australia telah mengeluarkan surat perintah penangkapan
atas Sharrouf, yang juga pernah berfoto bersama beberapa kepala yang
dipenggal. Menurut data pemerintah, sekitar 150 warga Australia kini
ikut bertempur bersama para militan di luar negeri, khususnya di Irak
dan Suriah.
Sharrouf pernah divonis penjara setelah dinyatakan
bersalah atas dakwaan konspirasi menyerang Sydney tahun 2005. Dia telah
mendekam di penjara selama hampir empat tahun, sebelum akhirnya kabur
dari Australia dengan menggunakan paspor adiknya.
Sumber : detik.com