Posted by DKT INTERNATIONAL on Thursday, July 31, 2014
NEFOSNEWS,
Jakarta – Konflik di Gaza lebih tepat disebut ladang pembantaian Israel.
Memasuki hari ke-23 serangan Israel, total warga Gaza yang jadi korban
melewati angka 1.200. Anak-anak kembali jadi korban pada serangan
terbaru.
Bom-bom
Israel kembali menggila di Gaza. Tak kurang 12 warga Palestina tewas
dalam serangan pada Rabu (30/7/2014) pagi. Seperti dikabarkan tim medis,
dari jumlah tersebut setidaknya tiga korban adalah anak-anak.
“Satu
penembakan di Jalur Gaza utara menewaskan bocah perempuan cacat berusia
11 tahun,” jelas Ashraf al-Qudra, juru bicara Layanan Darurat.
Satu serangan
di kota selatan Khan Yunis bahkan menewaskan satu keluarga bersi
sembilan orang. Termasuk, satu anak yang tidak bisa segera
diidentifikasi.
Serangan
terbaru itu makin meningkatkan jumlah korban di pihak Gaza menjadi
sedikitnya 1.242 orang tewas. Sebaliknya, konflik sama telah menewaskan
53 tentara Israel selain tiga warga sipil. Termasuk, satu warga negara
Thailand yang bekerja di Negara Yahudi itu. (Baca : Satu Warganya Tewas, Thailand Desak Stop Bekerja di Gaza)
Terkait konflik yang makin menggila ini, seperti diberitakan AFP,
Yasser Abed Rabbo, Sekjen Organisasi Palestina Merdeka (PLO) mengaku
telah berbicara dengan Hamas dan Jihad Islam, dua kelompok militan utama
di Gaza. Mereka membicarakan kemungkinan gencatan senjata selama 24
jam.
Dalam waktu
dekat, dengan dipimpin Mahmud Abbas, Presiden Palestina, PLO akan
melakukan perjalanan ke Kairo untuk mengambil langkah-langkah
berikutnya. “Ini adalah bukti bahwa kami memiliki sikap Palestina
bersatu,” ujar Abed Rabbo.
Pembicaraan
senada juga digelar John Kerry, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat
(AS), dan Benjamin Netanyahu (Perdana Menteri Israel). Kerry mengatakan,
Netanyahu meminta bantuan AS terkait peluang gencatan senjata.
Hanya saja,
Netanyahu tetap dengan syarat Israel aman dari serangan yang dilancarkan
pihak militan dari terowongan. “Warga Israel tidak bisa hidup dengan
ancaman roket dan terowongan-terowongan kematian,” tegas Netanyahu.
Sebaliknya,
Hamas hanya menyetujui gencatan senjata jika Israel benar-benar
menghentikan agresi. “Kami tidak pernah akan mendeklarasikan gencatan
senjata sementara tentara pendudukan terus membunuhi anak-anak kami,”
kata Sami Abu Zukhri, juru bicara Hamas, dalam akun di Facebook.
Serangan
Israel yang dimulai Selasa (8/7/2014) telah menewaskan tak kurang dari
1.200 orang. Sedangkan korban luka mencapai lebih dari 7.000 orang.
