Posted by DKT INTERNATIONAL on Thursday, July 31, 2014
NEFOSNEWS,
Jakarta – Perayaan Idul Fitri di Asia memiliki banyak kemiripan. Baju
baru dan aksesoris khas Lebaran mewarnai hampir berbagai prosesi
Lebaran. Begitu pun dengan kuliner khas aneka makanan.
Chand Raat,
itulah sebutan malam takbiran atau malam sebelum Idul Fitri di
Bangladesh, India, dan Pakistan. Pada malam ini, mereka memadati
berbagai bazar dan mal untuk berbelanja keperluan Lebaran. Terutama,
baju-baju dan berbagai aksesoris pendukungnya.
Para perempuan, terutama yang muda, menghiasi diri dengan beragam corak hennadan, cat tangan tradisional. Bahkan mereka juga menghias diri dengan berbagai rantai warna-warni.
Salat Idul Fitri tiba, dengan baju baru berikut aksesoris dan riasan hennadan,
mereka bergabung untuk menunaikan Salat Ied. Mereka berbondong-bondong
menuju masjid atau lapangan untuk menunaikan Salat Ied, penanda tibanya
Hari Kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa.
Eid Mubarak, adalah
kata yang saling diucapkan oleh kaum Muslim di kawasan Asia Selatan
ini. Mereka saking mendoakan dan meminta maaf satu sama lain untuk
kesalahan di masa lalu.
Bagi anak-anak, selain kebahagiaan mengenakan baju baru, mereka juga berharap mendapat Eidi. Ini adalah sebutan untuk angpao yang biasa diberikan para orang tua setelah mereka memberi salam Eid Mubarak.
Tak beda dengan prosesi di Indonesia, mereka juga saling bersilaturahmi ke rumah kerabat dan tetangga untuk mengucap Eid Mubarak. Tak lupa, mereka juga mengunjungi makan untuk nyekar kerabat yang telah tiada.
Banyak dari
mereka kemudian memenuhi pesta-pesta, karnaval, dan berbagai perayaan
khusus di taman-taman. Anak-anak membelanjakan uangnya untuk membeli
petasan dan kembang api. Prosesi yang persis sama dengan Indonesia pada
umumnya.
Gambaran
senada juga terlihat di Arab Saudi. Warga Arab biasa menghias rumah
mereka di Hari Fitri ini. Pagelaran teater, pembacaan puisi, berbagai
pertunjukkan musik, mewarnai Lebaran di Negara Kaya Minyak ini.
Perayaan
serupa juga mewajahi Sudan, Suriah, dan beberapa negara Timur Tengah
lainnya. Begitu pun dengan menu khas Lebaran yang didominasi daging
domba berikut sayuran khas Lebaran.
Kemeriahan
sama ditunjukkan muslin Cina di Xinjiang. Para lelaki muslim di Cina
biasanya mengenakan jas khas berikut kopiah putih. Sedangkan kaum muslim
perempuan mengenakan baju hangat dan kerudung. Mereka pun saling
bersilaturahmi setelah Salat Ied.
Jika muslim di Bangladesh, India, dan Pakistan saling menyapa dengan mengucapkan Eid Mubarak, kaum muslim di Turki saling menyapa dengan Bayraminiz Kutlu Olsun, Mutlu Bayramlar, atau Bayraminiz Mübarek Olsun. Bayram, sebutan Idul Fitri di Turki, juga diisi dengan mengenakan pakaian terbaik dan saling mengunjungi.
Acara sungkem
antara orang muda kepada yang lebih tua juga dilakukan di Turki.
Anak-anak kecil juga berharap mendapatkan permen atau cokelat setelah sungkem. Mereka juga berharap mendapat Baklava dan Lokum, sejenis peremen tradisonal, selain tentu saja, sejumlah uang.
Di berbagai
belahan dunia manapun, Idul Fitri dirayakan dengan penuh suka cita.
Pakaian baru, pakaian terbaik, pesta-pesta, karnaval, tamasya, dan
makanan yang melimpah.
Bahkan, Idul
Fitri juga diwarnai dengan menyisihkan sedikit rezeki untuk sesama
dengan memberikan zakat. Kendati berbeda sebutan, prosesi Idul Fitri tak
jauh berbeda antara negara yang satu dengan yang lainnya.